Suatu malam di rumah seorang teman, aku bermain play station. Tujuan kami tiada lain untuk melepaskan rasa lelah dan rasa rindu. Rasa lelah karena tadi siang kami habis melakukan Ujian Akhir Semester, dan rasa rindu kami diakibatkan karena belahan hati jauh dari pandangan mata.
“Lu pegang tim apa?”, tanya Iwan kepadaku, tangannya sedang memegang stick PS untuk memandu kami bermain Winning Eleven.
“Gua, biasa Juve”, jawabku.
“Aghhh, jangan Juve lah, nggak seru!!!, beda kelas!!!”, sindir temanku lainnya epul.
Juventus merupakan tim sepakbola penuh prestasi berasal dari kota Turin, Italia. Mirip Si Pitung dan Naga Bonar yang ditakuti Belanda saat menjajah negara Indonesia, Juventus pun begitu. Juve ditakuti musuh-musuhnya yang ingin merebut beberapa gelar juara yang telah diraih oleh tim ini. Namun saat ini keadaan Juve lagi terpuruk karena sebuah masalah yang membuatnya terlempar dari ajang bergengsi di dunia sepakbola. “Nggak lagi, kan masih ada Nedved dan Del Piero”, belaku. (Nedved dan Del Piero merupakan amunisi Juve dalam meraih gelar juara)
“Udah… udah!, nggak sabar nih mau bantai Juve”, ini adi yang bicara.
Reza yang memang suka sama tim Juve karena kiper idolanya Buffon main di sana membelaku, “Tenang ato, Juve tetap layak diperhitungkan”.
Aku, Iwan, rahmat adi dan rezalagi bersaing meraih gelar kejuaran sepakbola dalam permainan itu. Aku pegang Juventus, Iwan pegang Arsenal, reza dengan Chelseanya, adi MU, dan Hestra nanganin Real Madrid. Pertandingan menggunakan sistem Round Robin, kami akan bertemu satu sama lain.
Pertandingan pertama Arsenal lawan Chelsea. Pertandingan ini dimenangkan oleh Iwan, Ia menang tipis 1-0, hasil tendangan penalti Thierry Henry.
Pertandingan kedua giliranku bermain. Adi menjadi lawanku. Ini pertandingan klasik. Aku dengannya sering bertemu. Sejarahnya kami saling mengalahkan. Sebulan ini kami bertemu lima belas kali, dengan rincian aku menang lima kali, adi menang lima kali, dan sisanya seri. Ini kesempatan merubah fakta tersebut. Aku harus menang.
Menjelang pertandingan tiba-tiba kurasakan kamu ada di antara riuhnya para penonton. “Juve…juve….juve”, teriakmu.
adi dengan timnya terus menekanku, aku dipaksanya bertahan, meski formasiku sebenarnya menyerang. Namun begitu Del Piero hampir memasukan bola hasil serangan balik. Babak pertama adi lebih mendominasi permainan.
Babak kedua semua pemain inti belum ada yang diganti. Kali ini aku coba untuk memaksimalkan formasi yang kugunakan, aku menyerang. Del Piero lagi-lagi hampir menciptakan gol, hanya saja bola berhasil ditepis Edwin Van Der Saar (Kiper MU), bila tadi tercipta gol Del Piero berhasil mencetak rekor sebagai penyandang gelar pencipta gol terbanyak Juventus sepanjang sejarah memecahkan rekornya Giampiero Boniperti (Legenda Juventus).
Sisa waktu pertandingan tinggal lima menit. Sementara skor masih kacamata. Pertandingan kali ini berjalan menegangkan, kami saling serang di detik-detik terakhir.
Del Piero umpan pada Nedved, Nedved umpan pada Trezeguet (Pemain depan Juve), dan Trezeguet umpan kembali pada Del Piero. Del Piero mengolah bola mirip ular yang lagi mendaki gunung, Ia lewati Gary Neville (pemain belakang MU). “Bakkkk…. Gedebrukkk”, Del Piero dijatuhkan oleh Rio Ferdinand (Pemain belakang MU) di kotak dua belas meter, yes penalti kukira. Namun wasit menyatakan jatuhnya Del Piero berjarak sembilan belas meter dari gawang. Ini tendangan bebas.
Waktu tinggal satu menit. Kuputuskan Del Piero sebagai penendang bola. Bila masuk, Ia pecahkan rekor Boniperti. Bila tercipta gol, ini adalah kemenanganku atas adi.
Kupejamkan mata untuk sesaat. Kurasakan sesuatu. Bahuku ditepuk. Siapa dia?, bisikannya, “kamu pasti bisa”. Gadis itu. Pujaan hatiku. Seorang gadis bernama putri.
Dan, “Gooolllllll”, teriakku.
putri… aku rindu kamu!!!!!!!
About Me
what time is it????
Text
Senin, 17 Maret 2008
KUCER {kumpulan cerpen}
Diposting oleh ATO di 21.22
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar